Empat saham perbankan raksasa terpantau mengalami penurunan pada perdagangan sesi II, Selasa (13/2/2024), setelah sebelumnya kompak mencatatkan rekor tertinggi baru. Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi yang paling terkena dampak dengan penurunan 1,26% menjadi Rp 5.875/unit. Sementara saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengalami penurunan terkecil, yaitu 0,41% menjadi Rp 6.000/unit.
Kemarin, keempat saham tersebut mencatatkan kenaikan yang signifikan, bahkan mencetak rekor tertinggi atau all-time high (ATH). Namun, penurunan hari ini dinilai sebagai langkah wajar, mengingat penguatan yang cukup cepat beberapa hari sebelumnya, terutama pada saham BBRI, BMRI, dan BBNI yang masing-masing mengalami kenaikan lebih dari 2%.
Penurunan tersebut diduga dipicu oleh aksi profit-taking dari para investor yang mulai merealisasikan keuntungan mereka. Selain itu, investor juga mulai melakukan profit-taking menjelang hari pemilihan presiden, dengan banyak yang mengambil sikap wait and see untuk menantikan hasil dari pemilihan tersebut.
Beberapa hari sebelumnya, investor asing tercatat memborong keempat saham perbankan tersebut. Saham BBRI menjadi yang paling banyak diborong oleh investor asing, diikuti oleh BMRI, BBCA, dan BBNI.
Kinerja keuangan keempat bank raksasa tersebut juga menjadi penopang penguatan saham mereka. Selain mencatat rekor dalam pendapatan, laba bersih keempat bank juga mengalami peningkatan secara signifikan pada tahun 2023. BBRI mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 17,50%, sementara BMRI mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 33,70% secara tahunan.
Investor juga mengharapkan pembagian dividen yang cukup besar untuk Tahun Buku 2023, yang kemungkinan besar akan menambah daya tarik saham-saham perbankan tersebut.